hanya cerita yang mungkin orang - orang
pernah merasakan ...
Aku
masih bingung apa yang membuat sahabatku yang satu ini berubah menjadi..mungkin
lebih pendiam,pemurung dan agak..sensitif.itu menurutku. Tapi setiap pertanyaan
yang aku deretkan untuknya, ia hanya menjawab, “aku baik-baik aja Dell..”
Dan deretan kalimat
yang tak terlalu panjang itu hanya aku tanggapi dengan helaan nafas kecil dan
agak sedikit cemberut.
Sudah
seminggu lebih cewek mungil yang sering aku sapa ‘Iin’ itu hanya menghabiskan
waktunya dengan diam dan sedikit bicara.aku mulai curiga,ada sesuatu yang ia
tahan dan enggan untuk ungkapkan. Akhir-akhir ini ia tumben enggan saat aku
ajak dia keluar kelas bahkan menemui sahabat kami yang lagi satu dikelas XI IPA
3,namanya Nitya. Alasannya selalu malas,nggak ada mood, atau mungkin capek. Aku bosan mendengar alasan yang tak masuk
akal itu! Tak mungkin tiap harinya malas ,capek dan sebagainya.pasti ada
sesuatu yang kau simpan! Aku yakin itu.
Bel pulang tiba…
hujan masih mengguyur deras diluar sana.aku akhirnya malas untuk pulang dan
mungkin berteduh di bale bengong
sekolah dulu. Aku keluarkan iPod dan seperti biasa, aktifkan twitter mengecek isi mention yang masuk entah dari siapa.
Akhirnya aku bosan dan mataku lelah memainkan iPod. Terpaksa aku alihkan mata
ke halaman sekolah yang masih diguyur air hujan yang rintik-rintik.ternyata
sudah tidak deras dan aku pun tak menyadari hal itu. Tiba-tiba aku melihat
sosok yang aku kenal diseberang sana,Iin?Tanyaku
dalam hati. Ngapain dia ngintip-ngintip
di XI IPA 3? Apa cari Nitya kali ya? Tanyaku lagi dalam hati. Aku menggumam
dan memikirkan apa yang ia lakukan disana.seperti memerhatikan seseorang dari
jauh tapi enggan menemui.
Ah,tapi XI IPA 3 kan udah pada pulang,sisanya yang pada
ekstra bahasa jepang.
Nitya nggak mungkin ada disana,dia kan bolos
Terus Iin cari siapa dong?
Apa cari temennya ya?
Ah tapi nggak mungkin! Iin kan nggak punya temen lain di
ekstra jepang selain Nitya
Ah…Terus? Terus? Terus siapa dong?
Deretan pertanyaan
dalam hati yang siap aku dengarkan jawabannya itu,membuat otakku semakin rumit
memikirkannya.aku jadi tambah penasaran apa yang ia lakukan di ujung sana.dari
sorot wajahnya menunjukkan hati yang riang dan…sedikit sakit.sakit dalam hal apa ya?sakit hati? Nggak
mungkin! Tanyaku lagi menjadi-jadi
Mungkin lebih baik
aku menghampiri sendiri orangnya dan siap mendengarkan jawabannya itu.
“DOR!!”
“astaga..Adell!!”
“hehe..ampun..”
“kaget tau!ngapain
kamu masih disekolah?”
“eh harusnya aku dong
yang nanyak begituan.kamu ngapain juga masih disini?ini kan ekstra Jepang,kamu
mau ikutan?”
Sahabatku ini diam…5
detik…10 detik..20 detik..
“woi! Bengong aja”
“apaan sih Dell,
jangan ribut dong orang lagi ekstra tuh”
“makannya jawab kalo
nggak mau aku ribut”
Dia diam lagi,bahkan
yang aku baca dari wajahnya ,ia sedang merencanakan jawaban yang tidak
benar.mungkin dia ingin berbohong.5 detik… 15 detik… dan akhirnya dia membuka
mulut
“ayok pergi dari sini
Dell!”
Belum sempat aku
berkomentar dan protes, Iin menarik tanganku dengan cepat dan mengajakku untuk
bersembunyi dibalik tembok kokoh disamping wastafel dekat XI IPA 4.
Aku melihat XI IPA 3,
ternyata sudah selesai ekstra dan aku melihat raut kecemasan di wajah Iin.aku
masih penuh tanda tanya,sebenarnya apa yang ia rasakan dan permasalahkan?
“Adell,pulang yuk”
ajaknya dengan wajah yang lumayan lega dan agak cemas sambil masih memasang mata
pada seseorang yang baru keluar dari XI IPA 3 itu.aku langsung mencari objek
yang ia lihat barusan.tapi langsung Iin memalingkan wajahnya ke objek lain.aku
semakin penasaran.
“kamu nggak mau
cerita?”
“apa yang harus aku
ceritain Dell?”
“yaa.. yang kamu
rasain sekarang”
“yang aku rasain? Aku
biasa-biasa aja”
“yang kamu
permasalahin?”
“aku baik-baik aja”
“selalu itu…”
“maksud kamu Dell?”
“lupakan..”
Aku berjalan dengan
sedikit lemas dan masih berpikir sedikit tentang perubahan Iin minggu ini.Nitya
juga merasakan hal yang sama sepertiku. Iin mengikuti langkahku dibelakang.hari
ini aku lihat perubahan wajahnya dan sikapnya lagi. awal masuk sekolah seperti
biasa,sensitive,pemurung,malas bicara. Tapi pulang sekolah,wajahnya lega,agak
cemas dan bahkan sering senyum-senyum sendiri.ada apa ya?
Aku merebahkan badan
yang lumayan lelah karena pulang yang agak telat sambil menahan kantuk yang
merajalela dan karena kejadian di XI IPA 3 tadi yang masih membuatku penasaran.
Handphone bergetar tanda SMS masuk. Ternyata dari Nitya..
“Adellllllllllllllll….”
Itu isi SMSnya yang
aku kiranya penting. Dan aku hanya membalas “ya?”
Tiba-tiba ada telfon
masuk.dari Nitya juga.
“kenapa?”
“Adelllll! Setuju yaa
sama ideku?”
“apaan sih? Tau idemu
aja enggak”
“hehe”
“apaan Nit?”
“ aku comblangin kamu
sama temenku yaa..okay beby?”
“HUAAAH!!?”
Dan aku tersentak
selama 5 detik…10 detik.. dan kembali normal
“sorry Dell
tiba-tiba.aku punya temen namanya Bima.aku sama dia sahabatan dan dia minta ke
aku kenalin ke kamu dan…”
“APAA!!?”
“belum selesai cerita
Dell..sabar dulu.”
“iyaa deh lanjut.”
“dia udah merhatiin
kamu dari awal kelas 1 dan dia baru tau kalo kamu itu temen aku.ayolah Dell
kenalan aja dulu.dia baik pake banget!”
Aku masih berpikir
sebentar.masih dengan rasa kaget,heran dan tak percaya.tapi aku berusaha
mengajukan pertanyaan yang agak-agak sinting yah tujuannya untuk tidak
mengecewakan harapan sahabatku yang satu ini.
“ganteng nggak?”
“pasti”
“setir bunder atau
setir lurus?”
“setir bunder!”
“aku maunya yang
setir lurus biar kayak Rah”
“yauda deh setir
lurus!”
Aku menahan tawa
sambil terus melanjutkan pertanyaan yang tadi aku bilang,”sinting” dan aku
mendengar nada agak kesal dari ujung penerima telfon disana
“bodo?”
“dia rangking 1
Dell..”
“berarti kamu kalah
dong ya sama dia? Wah!”
“Dell,nanya yang bener
dong”
“hehe…kesel ya?”
“he-eh”
“iyaa deh..mana
manisan,dia atau Rah?”
“dia lah…Rah lagi kan
yang dibahas.selesai dong Dell inget-inget Rah.dia masa lalu kamu loh..”
Dan aku hanya
menjawab dengan “hmm”
“Dell…”
“tapi menurutku
manisan Rah “
“tapi kan kamu belum
pernah tau Bima”
“tapi feelingku bilang Rah tetep nomor satu
manusia paling manis”
“tapi…yauda lah
terserah.besok pulang sekola bale bengong yaa..”
Tut…tut..tut…
“tuh kan!biasa banget
tu anak matiin telfon” kataku dengan nada kesal.
Besok ketemu Bima..terus Rah? Aku masih sayang
Rah,sebenarnya..
kataku dalam hati.
bersambung ...
aku dan ceritaku ,
Adelyne Ghifary
kok nanggung ??
BalasHapusgimana ni sama si bima ??
nanggung dell -_-
BalasHapusdillo : wkwkwk maap yaa blm kelar lanjutannya :D ak blm slesain nih, bnyak bngt yg protes ._.
BalasHapusicha : maap cuyung hihi blm jdi lanjutannya msh mkir :p wkwk nnti di posting kok tunggu yaaa :*
BalasHapussambung dell :p penasaran tau hehe
BalasHapus