Selasa, 15 Januari 2013

Kepadamu..Pahlawan Hidup


            Aku masih kukuh mempertahankan semuanya .tak ingin melepas yang belum waktunya terlepas.dunia dan lingkunganku suram. Banyak lelaki hidung belang dan wanita jalang yang kecil harga dirinya dan meremehkan nilai keperawanan.

Sahabat-sahabatku sudah melepas semuanya.harga dirinya. Bukan karena mereka murahan,tapi karena hidup yang berantakkan dan butuh uang.sama sepertiku.tapi iman mereka tak sama yang seperti aku kuat akan iman untuk mempertahankan kesucian sebagai wanita.

Aku juga memikirkan Mamaku dirumah yang selalu wanti-wanti akan nasihatnya agar aku berhati-hati dalam bergaul dan nantinya menyesal jika terlambat.aku mendengarkan itu dan mengerti akan maksudnya.yah,agar nasibku tak sama seperti mama yang hamil diluar nikah dan dibebani percekcokkan saat aku dibangku Tk juga diakhiri perpisahan kala aku dibangku sekolah dasar.sadis..

Aku tak pernah hafal bagaimana raut wajah Papaku.melihat dan berbincang dengannya saja jarang karena kebanyakkan Papa selalu diluar kota dan pulang sebulan dua kali atau mungkin tidak sama sekali.aku juga tidak pernah tahu raut wajah keluarga Mama. Nenek,Kakek atau siapapun itu…aku tidak pernah tahu. Yang aku tahu hanyalah Mama,pahlawan juangku..

Jadi,selama aku hidup tak pernah merasakan apa itu kasih sayang seorang Papa ataupun pelukkan hangat sebuah keluarga utuh.tapi aku tak pernah menyesal dilahirkan oleh Mama,karena beliau aku dapat merasakan warna warni kehidupan dan itulah yang membuatku selalu berusaha untuk dekat dengan Tuhan.

Mama selalu menyimpan jawaban kenapa Nenek,Kakek dan yang lainnya tak pernah berkunjung kerumah.tapi menurutku,mereka membenci kehadiranku yang membuat Mama menderita sampai sekarang.letak kesalahanku dimana Tuhan? Aku tak pernah memilih dilahirkan seperti ini.aku hanyalah korban dari dua manusia bodoh disertai nafsunya yang membara saat itu.aku gadis yang hanya bisa membuang telinga dan mengunci mulut disaat orang mencaciku berkata ‘anak haram’

Hidup,hidup,hidup…aku bosan dan membuatku depresi serta emosi.kapan aku matinya?kapan ada pahlawan yang membawaku ke langit tujuh dan hidup bahagia damai sentosa tanpa beban? Ya, itu langit malaikat.tapi ini dunia yang didalamnya pasti berisi masalah.entah tentang apa yang jelas masalah yang harus ditemukan kuncinya.kunci untuk membuka pintu jalan keluar.yaitu usaha..

            Duniaku berantakkan.entah ini apa yang jelas suram,gelap,hitam putih.huh..adakah yang bisa membantuku lepas dari semua ini? Aku butuh pahlawan…

Hari ini biasa..bersama sahabat-sahabatku menikmati indahnya dunia dan gemerlapnya malam bertaburan lampu-lampu diskotik yang menerangi orang-orang kotor dan hina juga menemani kumpulan orang bertumpuk masalah.

Aku duduk termenung di sofa empuk sedangkan Kety dan Ella – sahabatku – sedang asyik menerima tamu hidung belang tanpa rasa dosa. Aku sedih melihat mereka seperti itu.sebenarnya masih banyak cara untuk mendapatkan uang.tapi mereka mengambil jalan pintas karena pikiran labil anak remaja 17tahun dan sedikitnya perhatian dari orang tua.

Untungnya aku kuat menahan diri dan godaan.dikala dunia sekelilingku begini,aku harus tegakkan keyakinan mempertahankan keperawananku.karena itu emas..

Tapi apa yang harus aku lakukan? Meneruskan hidup dengan bergantung pada warung kecil Mama yang yaah..paling tidak cukup untuk makan.paling tidak aku masih bersyukur,Mama tobat dari pekerjaannya sejak aku lahir dan beliau merasa bahagia memiliki gadis sepertiku.karena baginya ,aku penerus senyumnya yang mulai pudar dan penutup rasa sakit batinnya.karena yang ku tahu,ia tersiksa hidup  miskin seperti ini yang biasanya dulu ia selalu hidup dengan uang.

Aku ingin bekerja,ingin dapat uang yang cepat.tapi aku tak ingin menulan ludah dengan cara menjual kesucianku.aku harus cepat dapat uang karena butuh untuk biaya kontrakkan. Miris melihat Mama yang dimaki-maki pemilik Kost karena belum bayar 2bulan.

Argh ! mengapa sesuram ini jalanku? Adakah jalan pintas lain agar aku cepat mendapatkan uang? Tuhan ..tolong aku.

“woi !bengong aja lo Cin..”

“gilak ngagetin gue aja.gimana?udah puas lo Ket?”

“yah..lumayan sih.”

“lumayan gimana maksud lo?”
“lumayan dapet uangnya.hahaha…”

“sinting lo ya! Asik dong tuh,haha..”

Keti langsung menenggak bir yang aku sediakan di meja tadi. Sedangkan aku melanjutkan lamunan dan masih memikirkan bagaimana caranya agar aku segera mendapatkan uang.

“nih!”

“maksud lo apaan Ket?”

“pake ringanin bayar kosan lo . mumpung gue rejeki nih”

Aku pun terdiam sekaligus tergiur menerima pemberian Kety yang lumayan besar jumlahnya.tapi…haram.

“udahlah Cin…jangan ditolak.emang sih uang ini haram tapi seenggaknya gue sumbangin ke elo kan jadi halal lagi,ya nggak?”

“haha bisa aja lo..serius ni duit?”

“serius lah!”

“thank’s Ket,lo sahabat terbaik..”

***

 “bye yaa.. thank’s malam ini Kety,Ella..”

“your welcome baby..” jawab mereka serempak saat aku melambaikan tangan didepan pintu gerbang kosan.

Pelan-pelan ku langkahkah kaki menuju kamar karena tak ingin membuat gema yang nantinya membuat orang terbangun di jam subuh ini.

Krekkk… ku buka pintu dan….“minum lagi ?”

“ma…mama…..eee…”

“minum lagi?” ulangnya bertanya dengan nada prihatin

Aku menunduk lesu sambil menjawab, “iya ma..”

Seketika itu Mama melangkahkan kaki menuju kamar dan terlihat sedang menahan air mata.kesalahanku lagi,Mama pasti kecewa.

Aku menyusul Mama kekamar,aku melihatnya menangis mengisak lagi.aku duduk disampingnya dan bersandar di bahunya.

Mama menatapku kini.dalam-dalam…menyayat..hingga terasa berjuta-juta perih menusuk jantungku.dan beliau bertanya,”kamu masih virgin kan ,Cinta?”

Aku pun diam terenyuk.pertanyaan itu keluar dari bibir Mamaku sendiri! Oh Tuhan..seberapa hinakah aku ini sampai-sampai orang tuaku sendiri bertanya seperti itu?

“hampir hilang,tapi aku pertahankan” jawabku tegas dengan beban. Mama kelihatannya shock mendengar jawaban singkatku.

“Ma..apa yang buat Mama nanya kayak gini? Biarpun temen-temen Cinta kayak gitu semua,tapi Cinta tetep kukuh sama apa yang Mama bilang!” sambungku lagi kini dengan menatap Mama meyakinkan. Beliau hanya menjawab senyum.tapi aku tau,ada berjuta kepedihan dihatinya.

“ada titipan dari Kety,dia bantu kita” kataku sambil membuka resleting tas dan memberikan uang kepada Mama.

“kembalikan saja,Nak..”

“tapi Ma? Ini bisa ringanin kita”

“Mama bilang kembalikan.itu haram..”

“tapi..seenggaknya kita menghargai pemberian orang”

Mama hanya menunduk lesu. Aku yakin dibenaknya ingin menerima,tapi takut menambah dosa. Aku yakinkan lagi sampai akhirnya Mama mau menerima.tapi masih berat..

            Pagi ini rasanya berat sekali apalagi semalam aku menenggak bir cukup banyak.kepalaku pusing,lemas.inginnya melanjutkan tidur tapi sekarang masih jadwal sekolah.ditambah jam ke-empat sampai terakhir aku harus menyusul ulangan bersama teman-teman karena kemarin cabut dan langsung pergi sampai subuh.sial! kesalku dalam hati. 5 menit kemudian handphone berdering.panggilan dari Ella…

“lo sekolah?”

“maunya sih..”

“bolos lagi yuk!gua pusing berat nih Cin..lemes..”

“Kety?”

“dia nih yang punya ide.udah bolos aja yaa..nyusul minggu depan aja”

“yauda deh La..”

bye cintaaahhh…”

bye too baby..”

 
“mau sampai kapan kamu bolos terus Cinta?” ucap Mama di sela-sela aku menenggak air putih di meja makan.aku hanya bisa diam.harus ku berikan alasan apa lagi untuk wanita dihadapanku sekarang? Aku diam..

“kamu mau jadi apa kalo terus-terusan begini?jangan sampai seperti Mama yang hancur berantakkan ya Nak..” ucapnya lirih sambil mengelus lenganku. Lagi-lagi aku hanya diam.jawaban apa yang harus ku beri, Tuhan?

Mama mengajakku duduk di sofa berbincang sambil menunggu warung kecil kami dibuka.

“kamu tau Cinta? Hal terindah yang pernah Mama rasakan yaitu saat mengandung kamu.Mama bahagia sekali dan tak pernah menyesal sedikitpun mempertahankan kamu.yaa..walaupun keluarga nol besar dalam tujuan Mama.” Jelasnya panjang lebar dengan penuh binar-binar air mata saat ia memandang mataku.

“kamu tau mengapa Mama memberikan nama Cinta untukmu?”

Aku hanya menggeleng pelan menunggu jawaban sesungguhnya..

“karena kamu anugrah terindah yang paling Mama cinta dan sanggup buat Mama berubah.kamu malaikat kecil Mama.kamu penerus senyum Mama dan bisa buat Mama bertahan sampai sekarang walau luka terus datang.kamu penyemangat!”

Seperti ada angin sejuk datang disertai petir yang menyengat seluruh tubuhku. Aku diam membeku mendengar penjelasan Mama tadi.kata-katanya singkat tapi menyengat. Mampu membuatku diam tanpa kedip sekalipun. Aku dibuat seolah patung.

“biarpun banyak cacian orang,tapi Mama tetap bahagia jika kamu masih bersama Mama.jangan pernah dengar cacian itu Cinta.biarkan orang berkata sedangkan kamu terus berkarya! Mama harapkan kamu bisa bangun Cinta,memperjuangkan nama dan kehormatan sebagai malaikat kecil yang pernah hadir untuk Mama..”

Mama menangis sendu.. Aku hanya diam memandangi tanpa menghapus air matanya.Aku masih berusaha mencerna kata-kata indah barusan yang menyengat itu. Kami terdiam 5detik…10detik…15detik…dan kembali bicara

“lagi satu Cinta,jangan pernah ulangi kesalahan Mama.jangan pernah menyesal seperti Mama.karena kesucianmu hanya sekali kamu punya.bawa itu sampai kamu dewasa.Mama tunggu pembuktianmu,sayang…”

Dan aku hanya bisa berkata dalam hati, “ya Tuhan…mengapa kau siksa wanita dihadapanku ini dengan luka-luka yang kau berikan tiap harinya?apakah ini balasan untuk masa lalunya?tapi menurutku…dia pahlawan yang ku inginkan di hidup..”

            Aku sempatkan untuk membeli koran baru untuk mencari informasi. Waktu yang harusnya untuk belajar sekarang ku manfaatkan untuk mencari pekerjaan atau kompetisi yang cocok untukku.sambil mencari-cari,aku sempatkan untuk menulis harian di notebook pinjaman dari Ella yang sempat vakum menulis selama 2 hari.sungguh baik benar Ella,dia mengerti apa yang aku butuhkan untuk mencurahkan kegundahan dan ia hanya berkata,”lo pake aja dan jangan kembaliin kalo lo masih butuh!” katanya singkat dan aku langsung mengucap syukur.

Setelah lama aku mencari-cari,ternyata termuat bagi peminat membuat cerpen.hadiahnya juga lumayan.aku rasa itu pas!

“hai Cinta!sibuk aja lo..ada kabar baik nih!”

Tiba-tiba saja Ella dan Kety ada dihadapanku.sempat membuat kaget dan aku hanya bisa mengelus dada.

“apaan?” tanyaku singkat

“ini ada lomba cerpen.pas nggak sengaja gue liat di Koran waktu bokap gue balikkin halaman.eh langsung gue rampas tu Koran buat elu nih Cin!”

Dan aku hanya bisa tertawa keras saat mendengar Ella berargumen.Kety yang tadinya heran mengapa aku tertawa langsung ia tersadar dan ikutan ketawa..akhirnya setelah beberapa detik Ella menyusul tawa karena ia baru sadar ternyata Koran yang aku dan dia baca itu SAMA!

            Setelah 3 hari semua persiapan matang,aku langsung mengirimkan naskah asli karyaku ke media yang mengadakan lomba ditemani Ella dan Kety seperti biasa. Sempat ragu dan pesimis untuk menang. Tapi dengan adanya mereka,aku kembali bangkit dan optimis.

Pengumuman pemenang diumumkan 4 minggu kemudian. Sambil menunggu hari-hari menjelangnya,aku lanjutkan untuk serius sekolah dan menulis harian tentang siapapun disekitarku..

Terimakasih segalanya..aku senang kalian disini.jadi aku tak merasa sendiri.aku punya kalian,Ella,Kety dan Mama..aku menjadi lebih hidup dan bangkit dari hitam putih.aku menjadi ingin lebih dihargai. Aku usahakan untuk itu.kini aku berharap melalui ajang lomba,aku bisa memenangkan dan mendapatkan uang itu untuk membantumu,Ma..

Jika aku menang,orang pertama yang akan kupeluk adalah Mama..dan orang pertama yang akan aku cium yaitu sahabatku,Ella dan Kety..

Sepotong rangkaian dari curhatan harianku..

            Hari demi hari belum sampai 28 hari malah kurang dari 5 hari, masalah datang silih berganti. Kini aku berhenti sekolah karena Mama tak sanggup membayar.dan kini kami tinggal nomaden karena harus keluar dari kos itu. Mengapa sebegini hancur Tuhan? Apakah kebahagiaan harus dibayar dengan uang? Jika iya dan jika bisa membuat Mamaku bahagia,bolehkah aku menjual keperawananku?

Entah apa yang harus ku lakukan.benda berharga satu-satunya tinggal notebook milik Ella. Aku tak mungkin tega menjualnya.tapi kami harus bertahan hidup!

Aku,Ella,dan Kety sudah jarang bertemu. Kami putus komonikasi dan penyebab utama karena aku harus menjual handphone. Aku sangat merindukan mereka,Tuhan..

Kami berjalan mengitari panasnya sinar dijembatan sambil membawa barang yang cukup berat.yang ku pikirkan saat ini adalah notebook itu.mungkin aku harus menjualnya tapi aku juga harus menggantinya.

Kami menemukan kawasan kumuh dibawah jembatan.mungkin disini dulu kami harus berteduh.untung saja orang-orang disana ramah dan mau menerima kami.

Setelah mendirikan bangunan dari kardus dan kayu,aku mengeluarkan notebook berharga itu. Aku mendapat banyak inspirasi dari sini. Dari orang-orangnya yang bertahan dalam hidup,dan dari Mama yang tahan akan cobaan.mereka menjalankan otakku..

Mama bilang ingin pergi sebentar mencari pekerjaan.mungkin buruh cuci ataupun yang halal lainnya. Aku sempat melarang tapi Mama tetap ngotot.apa boleh buat aku izinkan. Saat Mama pergi aku berencana menuju toko yang bisa menukar barang ini menjadi uang..

            Saat aku dijalan menuju pulang karena tak ada yang cocok harga, Aku bertemu sahabat-sahabatku. Dari mimik wajahnya sedang gawat dan sepertinya sedang mencariku.aku tanya kenapa saat dimobil,mereka hanya diam dalam khawatir.

“ngapain lo bawa netbook Cin?” tanya Kety disela-sela keheningan. Aduh! Kesalku dalam hati.apa yang harus ku jawab?ditambah,Ella menampangkan wajah penasaran pula.

“mm.. gue mau lanjutin cerita gue.iyaa..hehe..”jawabku agak kikuk.tapi untung mereka percaya.

“Kety…kamu hamil?” tanyaku kaget saat tak sengaja melihat perutnya yang membuncit. Kety hanya mengangguk pelan dan langsung ia menceritakan semuanya. Aku diam lagi seperti ada sambaran petir menyengat seluruh rongga dalam tubuh. Aku tak pernah menyangka seburuk ini Kety jadinya. Tapi yang ku lihat dia kuat!dia mempertahankan kandungannya! Ia bahagia meski harus putus sekolah. Kety..kamu calon Ibu yang luar biasa..bisikku dalam hati

Aku tak mengerti mengapa mereka membawaku kemari,kerumah sakit. Tanganku ditarik dan diajak berlari. Aku lari dalam hati bingung dan resah. Apa yang terjadi?

Kami berhenti di ruang UGD.Ella langsung menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya..

“Tante Laras ditabrak lari Cinta .tadi kebetulan kita lewat TKP mau cari lo.tapi tiba-tiba ada kecelakaan ternyata nyokap lo!” jelas Ella yang langsung membuatku diam membeku,merintih,dan menangis..

“kita bingung harus cari lo kemana lagi,untung aja ketemu.tadi dokter nyuruh nunggu dan sampe sekarang belom keluar” sambung Kety dengan raut muka sedih.

Aku diam dan menyenderkan diri ditembok sambil menangis. Ella dan Kety memberikanku pelukkan. Mereka mengerti itu yang ku butuhkan sekarang..

dokter keluar dan dengan raut wajahnya yang ditekuk sehingga seperti suatu kesedihan.entah kenapa Aku dan dokter itu saling tatap-tatapan.tapi aku hiraukan..dan katanya, “Ibu Laras mengalami pendarahan dibagian kepala.keadaannya parah.tapi tenang kita akan atasi. Sekarang hanya bisa berdoa”

aku langsung diam,menangis dan merintih pada Tuhan. Dimana kau Tuhan?kapan kau berikan kami kebahagiaan?sedikit saja…lirihku dalam hati

            Pagi datang membawa neraka dan penjaga-penjaganya.siapa mereka? Mimik mukanya khawatir,sedih saat melihat Mama.tapi saat melihatku ,mereka geram,murka,dan…benci.

“pergi kamu dari sini!” ucap orang tua itu dengan kebencian. Aku,Kety dan Ella langsung kaget dan tak terima dengan perlakuan itu.

“siapa Anda?seenak udel ngusir kita!” sahut Ella yang juga geram.

“kami keluarga dari Laras dan kamu(sambil menunjukku) pergi anak haram!jauh-jauh dari anakku!” katanya pedas dan aku langsung emosi mendengarnya.ternyata ini…nenekku dan keluarganya.

 Pertengakaran kami sempat dilerai dokter Viro yang kemarin merawat Mama.kami dibawa dokter itu keluar yang padahal dalam keadaan emosi.dan langsung saja ku tuangkan emosiku pada dokter ini.tapi dia membalas apa?dia hanya diam tersenyum sambil menenangkanku.Ella dan Kety yang tadinya ikutan emosi malah ikut tenang.aku nyaman berada didekatmu,dok…

Aku dan dokter Viro sempat berbincang cukup lama selagi ia tidak sibuk dan selagi Ella dan Kety mencari makan.kami saling bertukar cerita.ia menyukai curhatan hatiku saat kuperlihatkan pertama kali yang awalnya dengan rasa malu.dialah orang pertama yang mengetahui kegundahanku sebenarnya.Aku juga menceritakan aku butuh uang,dan ia berjanji akan membantuku.dan hal termanis,ia mengajakku makan malam jika aku memenangkan lomba cerpen yang pengumumannya tinggal 3 hari lagi.

            Hari cepat berganti dan sekarang aku bersama sahabatku ada di gedung besar menanti siapa pemenang lomba.aku jadi pesimis akan itu.aku juga sedih memikirkan karena tak bisa masuk kekamar Mama dirawat karena keluarganya disana.jadi bukan aku orang pertama yang dilihat Mama..

Sebelumya Aku tidur dirumah Ella.rumahnya besar tapi rasa kasih sayangnya hampa.Mama Papanya juga tak ada dirumah karena sibuk diluar kota.saat aku kerumah Kety juga begitu,sama seperti Ella malah lebih parah.orang tuanya selalu saja bertengkar.jadi aku masih beruntung,mendapat kasih sayang yang cukup dari wanita yang tegar seperti Mama..

Sekarang dokter Viro yang membawa netbook itu.terakhir aku menulis saat aku berbincang dengannya,tepatnya 3 hari lalu.dokter menyuruhku mengakhiri curhatan hati dengan hari-hariku sebelum ia membawa netbook itu dan juga dengan segenap perasaan ia memintaku untuk mencurahkannya di curhatan hati.

Aku hanya inginkan,saat ini Mama ada disampingku.tapi bagaimana?sekarang Mama ada didekapan keluarganya dan aku dibiarkan sendiri.Aku hanya bisa berdoa dalam hati,Ma..sembuh yaa…

Rasa gugup selalu muncul.Ella dan Kety selalu merangkulku,menggenggam hangat tanganku.lihat Tuhan,terimakasih Tuhan kau berikan aku sahabat terbaik!

Untuk pemenang harapan,juara 3 dan juara 2 sudah diumumkan.aku semakin pesimis begitu juga Ella dan Kety. Kami memutuskan untuk meninggalkan tempat ini dan pergi ke rumah sakit.

“juara satunya….namanya unik yaa, Cinta Tanaya Larasati”

Kami langsung terdiam saat melangkah keluar gedung mendengar pembawa acara yang menyebutkan namaku untuk juara 1! Ya namaku!

Kami langsung berteriak sambil berpelukkan dan aku maju ke atas panggung.dengan sukacita aku menerima piala beserta uang tunainya.

Tuhan ,inikah anugrahmu yang pertama untuk membuka jalan terang bagiku?

            Kami bergegas kerumah sakit saat dokter Viro menelfon Ella mengabarkan Mama sudah sadar dan mencari-cariku.dan katanya dokter Viro juga ingin menyampaikan berita gembira untukku terutamanya.apa itu?

Aku setengah gugup juga bahagia saat membuka pintu kamar Mama.disana banyak keluarga berkumpul.pandangan sinis dan murka berkurang saat mereka menatapku.ada apa ini?

Aku langsung memeluk Mama sambil menangis dan aku menceritakan semua yang terjadi hari ini bahwa aku menang lomba.Mama langsung menangis haru dan memelukku erat.

“Cinta..maafin Nenek” terdengar lirih suara yang pernah aku dengar.oh Tuhan! Ada apa ini?mengapa semua berubah drastis seperti ini?satu-satu keluarga Mama memelukku dan memberikanku selamat.sungguh,aku terharu dan larut dalam bahagia!Tuhan,inikah anugrahmu selanjutnya?

“Cinta..Kakek mengerti kamu bingung.tapi inilah anugrah.kamu bukanlah anak tak berguna,ternyata kamu sinar untuk keluarga kami” jelasnya

“Cinta..selamat ya,curhatan hati kamu berbuah uang.aku jadikan itu novel yang berjudul ‘curhatan hariku’ dan beberapa bulan lagi akan terbit” sambung dokter Viro

Sungguh! Hadiah dalam rangka apa ini? Kejutan banyak sekali datang!aku sungguh terharu,terimakasih banyak Tuhan..

“dan lagi satu,notebooknya aku kembalikan”katanya lagi

Aku mengambil notebook itu dengan tangan dingin lalu kuberikan pada Ella.tapi ia mengembalikan lagi padaku.

“buat kamu.aku udah tau semua dari dokter Viro”

Ella dan Kety lalu saling berhadapan dan… “selamat yaa Cinta atas kemenangan dan juga selamat ulang tahun Cinta!”

Dan aku tak pernah menyadari,ini hari ulang tahunku dan hari terindahku.dimana orang yang aku cinta makin bertambah dan aku temukan banyak kebahagiaan.

“Cinta..”

“ya dokter?” jawabku lembut

“aku suka kamu dari pertama kita bertemu..”

Dan aku hanya bisa tertunduk malu mendengar pernyataan itu.aku hanya menjawab,”aku juga suka kamu,Viro..”

 
Terimakasih Tuhan,kini aku mengerti apa itu hidup.kini aku mengerti jalan liku yang kau buat untukku.terimakasih,ini indah sekali..

Dan juga terimakasih kepadamu…pahlawan hidup,Mama.

 
Adelyne Ghifary..

1 komentar: