Aku masih kukuh mempertahankan semuanya .tak ingin
melepas yang belum waktunya terlepas.dunia dan lingkunganku suram. Banyak
lelaki hidung belang dan wanita jalang yang kecil harga dirinya dan meremehkan
nilai keperawanan.
Sahabat-sahabatku sudah
melepas semuanya.harga dirinya. Bukan karena mereka murahan,tapi karena hidup
yang berantakkan dan butuh uang.sama sepertiku.tapi iman mereka tak sama yang
seperti aku kuat akan iman untuk mempertahankan kesucian sebagai wanita.
Aku juga memikirkan
Mamaku dirumah yang selalu wanti-wanti akan nasihatnya agar aku berhati-hati
dalam bergaul dan nantinya menyesal jika terlambat.aku mendengarkan itu dan
mengerti akan maksudnya.yah,agar nasibku tak sama seperti mama yang hamil
diluar nikah dan dibebani percekcokkan saat aku dibangku Tk juga diakhiri
perpisahan kala aku dibangku sekolah dasar.sadis..
Aku tak pernah hafal
bagaimana raut wajah Papaku.melihat dan berbincang dengannya saja jarang karena
kebanyakkan Papa selalu diluar kota dan pulang sebulan dua kali atau mungkin
tidak sama sekali.aku juga tidak pernah tahu raut wajah keluarga Mama.
Nenek,Kakek atau siapapun itu…aku tidak pernah tahu. Yang aku tahu hanyalah
Mama,pahlawan juangku..
Jadi,selama aku hidup
tak pernah merasakan apa itu kasih sayang seorang Papa ataupun pelukkan hangat
sebuah keluarga utuh.tapi aku tak pernah menyesal dilahirkan oleh Mama,karena
beliau aku dapat merasakan warna warni kehidupan dan itulah yang membuatku
selalu berusaha untuk dekat dengan Tuhan.
Mama selalu menyimpan
jawaban kenapa Nenek,Kakek dan yang lainnya tak pernah berkunjung kerumah.tapi
menurutku,mereka membenci kehadiranku yang membuat Mama menderita sampai
sekarang.letak kesalahanku dimana Tuhan? Aku tak pernah memilih dilahirkan
seperti ini.aku hanyalah korban dari dua manusia bodoh disertai nafsunya yang
membara saat itu.aku gadis yang hanya bisa membuang telinga dan mengunci mulut
disaat orang mencaciku berkata ‘anak haram’
Hidup,hidup,hidup…aku
bosan dan membuatku depresi serta emosi.kapan aku matinya?kapan ada pahlawan
yang membawaku ke langit tujuh dan hidup bahagia damai sentosa tanpa beban? Ya,
itu langit malaikat.tapi ini dunia yang didalamnya pasti berisi masalah.entah
tentang apa yang jelas masalah yang harus ditemukan kuncinya.kunci untuk
membuka pintu jalan keluar.yaitu usaha..
Duniaku berantakkan.entah ini apa yang jelas
suram,gelap,hitam putih.huh..adakah yang bisa membantuku lepas dari semua ini?
Aku butuh pahlawan…
Hari ini biasa..bersama
sahabat-sahabatku menikmati indahnya dunia dan gemerlapnya malam bertaburan
lampu-lampu diskotik yang menerangi orang-orang kotor dan hina juga menemani
kumpulan orang bertumpuk masalah.
Aku duduk termenung di
sofa empuk sedangkan Kety dan Ella – sahabatku – sedang asyik menerima tamu
hidung belang tanpa rasa dosa. Aku sedih melihat mereka seperti itu.sebenarnya
masih banyak cara untuk mendapatkan uang.tapi mereka mengambil jalan pintas
karena pikiran labil anak remaja 17tahun dan sedikitnya perhatian dari orang
tua.
Untungnya aku kuat
menahan diri dan godaan.dikala dunia sekelilingku begini,aku harus tegakkan
keyakinan mempertahankan keperawananku.karena itu emas..
Tapi apa yang harus aku
lakukan? Meneruskan hidup dengan bergantung pada warung kecil Mama yang
yaah..paling tidak cukup untuk makan.paling tidak aku masih bersyukur,Mama
tobat dari pekerjaannya sejak aku lahir dan beliau merasa bahagia memiliki
gadis sepertiku.karena baginya ,aku penerus senyumnya yang mulai pudar dan penutup
rasa sakit batinnya.karena yang ku tahu,ia tersiksa hidup miskin seperti ini yang biasanya dulu ia
selalu hidup dengan uang.
Aku ingin bekerja,ingin
dapat uang yang cepat.tapi aku tak ingin menulan ludah dengan cara menjual
kesucianku.aku harus cepat dapat uang karena butuh untuk biaya kontrakkan.
Miris melihat Mama yang dimaki-maki pemilik Kost karena belum bayar 2bulan.
Argh
!
mengapa sesuram ini jalanku? Adakah jalan pintas lain agar aku cepat
mendapatkan uang? Tuhan ..tolong aku.
“woi !bengong aja lo
Cin..”
“gilak ngagetin gue
aja.gimana?udah puas lo Ket?”
“yah..lumayan sih.”
“lumayan gimana maksud
lo?”
“lumayan dapet uangnya.hahaha…”
“lumayan dapet uangnya.hahaha…”
“sinting lo ya! Asik
dong tuh,haha..”
Keti langsung menenggak
bir yang aku sediakan di meja tadi. Sedangkan aku melanjutkan lamunan dan masih
memikirkan bagaimana caranya agar aku segera mendapatkan uang.
“nih!”
“maksud lo apaan Ket?”
“pake ringanin bayar
kosan lo . mumpung gue rejeki nih”
Aku pun terdiam
sekaligus tergiur menerima pemberian Kety yang lumayan besar jumlahnya.tapi…haram.
“udahlah Cin…jangan
ditolak.emang sih uang ini haram tapi seenggaknya gue sumbangin ke elo kan jadi
halal lagi,ya nggak?”
“haha bisa aja
lo..serius ni duit?”
“serius lah!”
“thank’s Ket,lo sahabat
terbaik..”
***
“your welcome baby..”
jawab mereka serempak saat aku melambaikan tangan didepan pintu gerbang kosan.
Pelan-pelan ku
langkahkah kaki menuju kamar karena tak ingin membuat gema yang nantinya
membuat orang terbangun di jam subuh ini.
Krekkk…
ku buka pintu dan….“minum lagi ?”
“ma…mama…..eee…”
“minum lagi?” ulangnya
bertanya dengan nada prihatin
Aku menunduk lesu
sambil menjawab, “iya ma..”
Seketika itu Mama
melangkahkan kaki menuju kamar dan terlihat sedang menahan air mata.kesalahanku
lagi,Mama pasti kecewa.
Aku menyusul Mama
kekamar,aku melihatnya menangis mengisak lagi.aku duduk disampingnya dan
bersandar di bahunya.
Mama menatapku
kini.dalam-dalam…menyayat..hingga terasa berjuta-juta perih menusuk
jantungku.dan beliau bertanya,”kamu masih virgin kan ,Cinta?”
Aku pun diam
terenyuk.pertanyaan itu keluar dari bibir Mamaku sendiri! Oh Tuhan..seberapa
hinakah aku ini sampai-sampai orang tuaku sendiri bertanya seperti itu?
“hampir hilang,tapi aku
pertahankan” jawabku tegas dengan beban. Mama kelihatannya shock mendengar jawaban singkatku.
“Ma..apa yang buat Mama
nanya kayak gini? Biarpun temen-temen Cinta kayak gitu semua,tapi Cinta tetep
kukuh sama apa yang Mama bilang!” sambungku lagi kini dengan menatap Mama
meyakinkan. Beliau hanya menjawab senyum.tapi aku tau,ada berjuta kepedihan
dihatinya.
“ada titipan dari
Kety,dia bantu kita” kataku sambil membuka resleting tas dan memberikan uang
kepada Mama.
“kembalikan saja,Nak..”
“tapi Ma? Ini bisa
ringanin kita”
“Mama bilang
kembalikan.itu haram..”
“tapi..seenggaknya kita
menghargai pemberian orang”
Mama hanya menunduk
lesu. Aku yakin dibenaknya ingin menerima,tapi takut menambah dosa. Aku
yakinkan lagi sampai akhirnya Mama mau menerima.tapi masih berat..
Pagi ini rasanya berat sekali apalagi semalam aku
menenggak bir cukup banyak.kepalaku pusing,lemas.inginnya melanjutkan tidur
tapi sekarang masih jadwal sekolah.ditambah jam ke-empat sampai terakhir aku
harus menyusul ulangan bersama teman-teman karena kemarin cabut dan langsung pergi sampai subuh.sial! kesalku dalam hati. 5 menit kemudian handphone
berdering.panggilan dari Ella…
“lo sekolah?”
“maunya sih..”
“bolos lagi yuk!gua
pusing berat nih Cin..lemes..”
“Kety?”
“dia nih yang punya
ide.udah bolos aja yaa..nyusul minggu depan aja”
“yauda deh La..”
“bye cintaaahhh…”
“bye too baby..”
“kamu mau jadi apa kalo
terus-terusan begini?jangan sampai seperti Mama yang hancur berantakkan ya
Nak..” ucapnya lirih sambil mengelus lenganku. Lagi-lagi aku hanya diam.jawaban
apa yang harus ku beri, Tuhan?
Mama mengajakku duduk
di sofa berbincang sambil menunggu warung kecil kami dibuka.
“kamu tau Cinta? Hal
terindah yang pernah Mama rasakan yaitu saat mengandung kamu.Mama bahagia
sekali dan tak pernah menyesal sedikitpun mempertahankan kamu.yaa..walaupun
keluarga nol besar dalam tujuan Mama.” Jelasnya panjang lebar dengan penuh
binar-binar air mata saat ia memandang mataku.
“kamu tau mengapa Mama
memberikan nama Cinta untukmu?”
Aku hanya menggeleng
pelan menunggu jawaban sesungguhnya..
“karena kamu anugrah
terindah yang paling Mama cinta dan sanggup buat Mama berubah.kamu malaikat
kecil Mama.kamu penerus senyum Mama dan bisa buat Mama bertahan sampai sekarang
walau luka terus datang.kamu penyemangat!”
Seperti ada angin sejuk
datang disertai petir yang menyengat seluruh tubuhku. Aku diam membeku
mendengar penjelasan Mama tadi.kata-katanya singkat tapi menyengat. Mampu
membuatku diam tanpa kedip sekalipun. Aku dibuat seolah patung.
“biarpun banyak cacian
orang,tapi Mama tetap bahagia jika kamu masih bersama Mama.jangan pernah dengar
cacian itu Cinta.biarkan orang berkata sedangkan kamu terus berkarya! Mama
harapkan kamu bisa bangun Cinta,memperjuangkan nama dan kehormatan sebagai
malaikat kecil yang pernah hadir untuk Mama..”
Mama menangis sendu..
Aku hanya diam memandangi tanpa menghapus air matanya.Aku masih berusaha
mencerna kata-kata indah barusan yang menyengat itu. Kami terdiam
5detik…10detik…15detik…dan kembali bicara
“lagi satu Cinta,jangan
pernah ulangi kesalahan Mama.jangan pernah menyesal seperti Mama.karena
kesucianmu hanya sekali kamu punya.bawa itu sampai kamu dewasa.Mama tunggu
pembuktianmu,sayang…”
Dan aku hanya bisa
berkata dalam hati, “ya Tuhan…mengapa kau siksa wanita dihadapanku ini dengan
luka-luka yang kau berikan tiap harinya?apakah ini balasan untuk masa
lalunya?tapi menurutku…dia pahlawan yang ku inginkan di hidup..”
Aku sempatkan untuk membeli koran baru untuk mencari
informasi. Waktu yang harusnya untuk belajar sekarang ku manfaatkan untuk
mencari pekerjaan atau kompetisi yang cocok untukku.sambil mencari-cari,aku
sempatkan untuk menulis harian di notebook
pinjaman dari Ella yang sempat vakum menulis selama 2 hari.sungguh baik benar
Ella,dia mengerti apa yang aku butuhkan untuk mencurahkan kegundahan dan ia
hanya berkata,”lo pake aja dan jangan kembaliin kalo lo masih butuh!” katanya
singkat dan aku langsung mengucap syukur.
Setelah lama aku
mencari-cari,ternyata termuat bagi peminat membuat cerpen.hadiahnya juga
lumayan.aku rasa itu pas!
“hai Cinta!sibuk aja
lo..ada kabar baik nih!”
Tiba-tiba saja Ella dan
Kety ada dihadapanku.sempat membuat kaget dan aku hanya bisa mengelus dada.
“apaan?” tanyaku
singkat
“ini ada lomba
cerpen.pas nggak sengaja gue liat di Koran waktu bokap gue balikkin halaman.eh
langsung gue rampas tu Koran buat elu nih Cin!”
Dan aku hanya bisa
tertawa keras saat mendengar Ella berargumen.Kety yang tadinya heran mengapa
aku tertawa langsung ia tersadar dan ikutan ketawa..akhirnya setelah beberapa
detik Ella menyusul tawa karena ia baru sadar ternyata Koran yang aku dan dia
baca itu SAMA!
Setelah 3 hari semua persiapan matang,aku langsung
mengirimkan naskah asli karyaku ke media yang mengadakan lomba ditemani Ella
dan Kety seperti biasa. Sempat ragu dan pesimis untuk menang. Tapi dengan
adanya mereka,aku kembali bangkit dan optimis.
Pengumuman pemenang diumumkan
4 minggu kemudian. Sambil menunggu hari-hari menjelangnya,aku lanjutkan untuk
serius sekolah dan menulis harian tentang siapapun disekitarku..
Terimakasih
segalanya..aku senang kalian disini.jadi aku tak merasa sendiri.aku punya
kalian,Ella,Kety dan Mama..aku menjadi lebih hidup dan bangkit dari hitam
putih.aku menjadi ingin lebih dihargai. Aku usahakan untuk itu.kini aku
berharap melalui ajang lomba,aku bisa memenangkan dan mendapatkan uang itu
untuk membantumu,Ma..
Jika
aku menang,orang pertama yang akan kupeluk adalah Mama..dan orang pertama yang
akan aku cium yaitu sahabatku,Ella dan Kety..
Sepotong rangkaian dari
curhatan harianku..
Hari demi hari belum sampai 28 hari malah kurang dari 5
hari, masalah datang silih berganti. Kini aku berhenti sekolah karena Mama tak
sanggup membayar.dan kini kami tinggal nomaden karena harus keluar dari kos
itu. Mengapa sebegini hancur Tuhan? Apakah kebahagiaan harus dibayar dengan
uang? Jika iya dan jika bisa membuat Mamaku bahagia,bolehkah aku menjual
keperawananku?
Entah apa yang harus ku
lakukan.benda berharga satu-satunya tinggal notebook
milik Ella. Aku tak mungkin tega menjualnya.tapi kami harus bertahan hidup!
Aku,Ella,dan Kety sudah
jarang bertemu. Kami putus komonikasi dan penyebab utama karena aku harus
menjual handphone. Aku sangat
merindukan mereka,Tuhan..
Kami berjalan mengitari
panasnya sinar dijembatan sambil membawa barang yang cukup berat.yang ku
pikirkan saat ini adalah notebook itu.mungkin
aku harus menjualnya tapi aku juga harus menggantinya.
Kami menemukan kawasan
kumuh dibawah jembatan.mungkin disini dulu kami harus berteduh.untung saja
orang-orang disana ramah dan mau menerima kami.
Setelah mendirikan
bangunan dari kardus dan kayu,aku mengeluarkan notebook berharga itu. Aku mendapat banyak inspirasi dari sini.
Dari orang-orangnya yang bertahan dalam hidup,dan dari Mama yang tahan akan
cobaan.mereka menjalankan otakku..
Mama bilang ingin pergi
sebentar mencari pekerjaan.mungkin buruh cuci ataupun yang halal lainnya. Aku
sempat melarang tapi Mama tetap ngotot.apa boleh buat aku izinkan. Saat Mama
pergi aku berencana menuju toko yang bisa menukar barang ini menjadi uang..
Saat aku dijalan menuju pulang karena tak ada yang cocok
harga, Aku bertemu sahabat-sahabatku. Dari mimik wajahnya sedang gawat dan
sepertinya sedang mencariku.aku tanya kenapa saat dimobil,mereka hanya diam
dalam khawatir.
“ngapain lo bawa
netbook Cin?” tanya Kety disela-sela keheningan. Aduh! Kesalku dalam hati.apa yang harus ku jawab?ditambah,Ella
menampangkan wajah penasaran pula.
“mm.. gue mau lanjutin
cerita gue.iyaa..hehe..”jawabku agak kikuk.tapi untung mereka percaya.
“Kety…kamu hamil?”
tanyaku kaget saat tak sengaja melihat perutnya yang membuncit. Kety hanya
mengangguk pelan dan langsung ia menceritakan semuanya. Aku diam lagi seperti
ada sambaran petir menyengat seluruh rongga dalam tubuh. Aku tak pernah
menyangka seburuk ini Kety jadinya. Tapi yang ku lihat dia kuat!dia
mempertahankan kandungannya! Ia bahagia meski harus putus sekolah. Kety..kamu calon Ibu yang luar biasa..bisikku
dalam hati
Aku tak mengerti
mengapa mereka membawaku kemari,kerumah sakit. Tanganku ditarik dan diajak
berlari. Aku lari dalam hati bingung dan resah. Apa yang terjadi?
Kami berhenti di ruang
UGD.Ella langsung menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya..
“Tante Laras ditabrak
lari Cinta .tadi kebetulan kita lewat TKP mau cari lo.tapi tiba-tiba ada
kecelakaan ternyata nyokap lo!” jelas Ella yang langsung membuatku diam membeku,merintih,dan
menangis..
“kita bingung harus
cari lo kemana lagi,untung aja ketemu.tadi dokter nyuruh nunggu dan sampe
sekarang belom keluar” sambung Kety dengan raut muka sedih.
Aku diam dan
menyenderkan diri ditembok sambil menangis. Ella dan Kety memberikanku
pelukkan. Mereka mengerti itu yang ku butuhkan sekarang..
dokter keluar dan
dengan raut wajahnya yang ditekuk sehingga seperti suatu kesedihan.entah kenapa
Aku dan dokter itu saling tatap-tatapan.tapi aku hiraukan..dan katanya, “Ibu
Laras mengalami pendarahan dibagian kepala.keadaannya parah.tapi tenang kita
akan atasi. Sekarang hanya bisa berdoa”
aku langsung
diam,menangis dan merintih pada Tuhan. Dimana
kau Tuhan?kapan kau berikan kami kebahagiaan?sedikit saja…lirihku dalam
hati
Pagi datang membawa neraka dan penjaga-penjaganya.siapa
mereka? Mimik mukanya khawatir,sedih saat melihat Mama.tapi saat melihatku
,mereka geram,murka,dan…benci.
“pergi kamu dari sini!”
ucap orang tua itu dengan kebencian. Aku,Kety dan Ella langsung kaget dan tak
terima dengan perlakuan itu.
“siapa Anda?seenak udel
ngusir kita!” sahut Ella yang juga geram.
“kami keluarga dari
Laras dan kamu(sambil menunjukku) pergi anak haram!jauh-jauh dari anakku!”
katanya pedas dan aku langsung emosi mendengarnya.ternyata ini…nenekku dan
keluarganya.
Aku dan dokter Viro
sempat berbincang cukup lama selagi ia tidak sibuk dan selagi Ella dan Kety
mencari makan.kami saling bertukar cerita.ia menyukai curhatan hatiku saat
kuperlihatkan pertama kali yang awalnya dengan rasa malu.dialah orang pertama
yang mengetahui kegundahanku sebenarnya.Aku juga menceritakan aku butuh
uang,dan ia berjanji akan membantuku.dan hal termanis,ia mengajakku makan malam
jika aku memenangkan lomba cerpen yang pengumumannya tinggal 3 hari lagi.
Hari cepat berganti dan sekarang aku bersama sahabatku
ada di gedung besar menanti siapa pemenang lomba.aku jadi pesimis akan itu.aku
juga sedih memikirkan karena tak bisa masuk kekamar Mama dirawat karena
keluarganya disana.jadi bukan aku orang pertama yang dilihat Mama..
Sebelumya Aku tidur
dirumah Ella.rumahnya besar tapi rasa kasih sayangnya hampa.Mama Papanya juga
tak ada dirumah karena sibuk diluar kota.saat aku kerumah Kety juga begitu,sama
seperti Ella malah lebih parah.orang tuanya selalu saja bertengkar.jadi aku
masih beruntung,mendapat kasih sayang yang cukup dari wanita yang tegar seperti
Mama..
Sekarang dokter Viro
yang membawa netbook itu.terakhir aku
menulis saat aku berbincang dengannya,tepatnya 3 hari lalu.dokter menyuruhku
mengakhiri curhatan hati dengan hari-hariku sebelum ia membawa netbook itu dan juga dengan segenap
perasaan ia memintaku untuk mencurahkannya di curhatan hati.
Aku hanya inginkan,saat
ini Mama ada disampingku.tapi bagaimana?sekarang Mama ada didekapan keluarganya
dan aku dibiarkan sendiri.Aku hanya bisa berdoa dalam hati,Ma..sembuh yaa…
Rasa gugup selalu
muncul.Ella dan Kety selalu merangkulku,menggenggam hangat tanganku.lihat
Tuhan,terimakasih Tuhan kau berikan aku sahabat terbaik!
Untuk pemenang
harapan,juara 3 dan juara 2 sudah diumumkan.aku semakin pesimis begitu juga
Ella dan Kety. Kami memutuskan untuk meninggalkan tempat ini dan pergi ke rumah
sakit.
“juara satunya….namanya
unik yaa, Cinta Tanaya Larasati”
Kami langsung terdiam
saat melangkah keluar gedung mendengar pembawa acara yang menyebutkan namaku
untuk juara 1! Ya namaku!
Kami langsung berteriak
sambil berpelukkan dan aku maju ke atas panggung.dengan sukacita aku menerima
piala beserta uang tunainya.
Tuhan ,inikah anugrahmu
yang pertama untuk membuka jalan terang bagiku?
Kami bergegas kerumah sakit saat dokter Viro menelfon
Ella mengabarkan Mama sudah sadar dan mencari-cariku.dan katanya dokter Viro
juga ingin menyampaikan berita gembira untukku terutamanya.apa itu?
Aku setengah gugup juga
bahagia saat membuka pintu kamar Mama.disana banyak keluarga
berkumpul.pandangan sinis dan murka berkurang saat mereka menatapku.ada apa
ini?
Aku langsung memeluk
Mama sambil menangis dan aku menceritakan semua yang terjadi hari ini bahwa aku
menang lomba.Mama langsung menangis haru dan memelukku erat.
“Cinta..maafin Nenek”
terdengar lirih suara yang pernah aku dengar.oh Tuhan! Ada apa ini?mengapa
semua berubah drastis seperti ini?satu-satu keluarga Mama memelukku dan
memberikanku selamat.sungguh,aku terharu dan larut dalam bahagia!Tuhan,inikah
anugrahmu selanjutnya?
“Cinta..Kakek mengerti
kamu bingung.tapi inilah anugrah.kamu bukanlah anak tak berguna,ternyata kamu
sinar untuk keluarga kami” jelasnya
“Cinta..selamat
ya,curhatan hati kamu berbuah uang.aku jadikan itu novel yang berjudul
‘curhatan hariku’ dan beberapa bulan lagi akan terbit” sambung dokter Viro
Sungguh! Hadiah dalam
rangka apa ini? Kejutan banyak sekali datang!aku sungguh terharu,terimakasih
banyak Tuhan..
“dan lagi satu,notebooknya aku kembalikan”katanya lagi
Aku mengambil notebook itu dengan tangan dingin lalu
kuberikan pada Ella.tapi ia mengembalikan lagi padaku.
“buat kamu.aku udah tau
semua dari dokter Viro”
Ella dan Kety lalu
saling berhadapan dan… “selamat yaa Cinta atas kemenangan dan juga selamat
ulang tahun Cinta!”
Dan aku tak pernah
menyadari,ini hari ulang tahunku dan hari terindahku.dimana orang yang aku
cinta makin bertambah dan aku temukan banyak kebahagiaan.
“Cinta..”
“ya dokter?” jawabku
lembut
“aku suka kamu dari
pertama kita bertemu..”
Dan aku hanya bisa
tertunduk malu mendengar pernyataan itu.aku hanya menjawab,”aku juga suka
kamu,Viro..”
Dan juga terimakasih
kepadamu…pahlawan hidup,Mama.
keren dell :'D hehehe (y)
BalasHapus